Wednesday, June 11, 2014

Perspektif-Perspektif Soiologis

Pengertian Secara Etimologi
Secara Etimologi berdasarkan makna kata sosiologi berasal dari 2 suku kata yaitu dari kata Latin Socius yang berarti Kawan dan kata Yunani Logos yang berarti Kata atau Berbicara jadi menurut Auguste Comte Sosiologi berarti “berbicara mengenai masyarakat”.

Gambar 1 Sociology
Pengertian Menurut Para Ahli
1) Auguste comte Sosiologi adalah Suatu disiplin ilmu yang bersifat positif yaitu mempelajari gejala-gejala dalam masyarakat yang didasarkan pada pemikiran yang bersifat rasional dan ilmiah.
2) Max weber Sosiologi adalah Ilmu yang mempelajari tentang tindakan social atau perilaku-perilaku manusia
3) Emile durkheim Sosiologi adalah Ilmu yang mempelajari fakta-fakta social yaitu fakta-fakta atau kenyataan yang berisikan cara bertindak, cara perpikir dan cara merasakan sesuatu.
4) Herbert spencer Sosiologi adalah Ilmu yang menyelidiki tentang susunan-susunan dan proses kehidupan social sebagai suatu keseluruhan / suatu sistem

Kesimpulannya sosiologi adalah ilmu yang mempelajari hubungan antara individu dengan individu, individu dengan masyarakat, dan masyarakat dengan masyarakat.
Selain itu, Sosiologi adalah ilmu yang membicarakan apa yang sedang terjadi saat ini, khususnya pola-pola hubungan dalam masyarakat serta berusaha mencari pengertian-pengertian umum, rasional, empiris serta bersifat umum.

Dalam mengkaji suatu masyarakat, sosiologi mengunakan sejumlah asumsi yang disebut sebagai perspektif, pendekatan, atau kadang disebut paradigma. Ketiga-tiganya merupakan cara sosiologi dalam mempelajari masyakat. Memang, di antara perspektif tersebut berbeda, bahkan kadang saling bertolak belakang antara satu dengan yang lain. Namun, sekali lagi perspektif ini hanya merupakan cara pendekatan untuk mengkaji masyarakat. Beberapa literatur perspektif ini tak jarang disebut sebagai teori, misalnya teori konflik, teori fungsionalisme, teori interaksionalisme, dan lain sebagainya dengan masing-masing tokoh pendukungnya.

Beberapa perspektif dalam sosiologi, antara lain Perspektif Evolusi, Perspektif Interaksionis, Perspektif Fungsional, Perspektif Tatanan, dan Perspektif Konflik.

Perspektif Evolusionis
1.  Merupakan Perspektif teoretis yang paling awal dalam sosiologi
2.  Perspektif  ini  didasarkan  pada  karya  Augustu  Comte  (1798-1857)  dan  Herbert
Spencer (1820-1903)
3.  Perspektif ini memberikan keterangan tentang bagaimana masyarakat manusia
berkembang dan tumbuh.
4.  Para  sosiolog  yang  memakai  perspektif  evolusioner,  mencari  pola  perubahan
dan  perkembangan  yang  muncul  dalam  masyarakat  yang  berbeda,  untuk
mengetahui apakah ada urutan umum yang dapat ditemukan.
    Contoh :
          a.  Apakah  faham  komunis  Cina  akan  berkembang  sama  seperti  faham komunis Rusia yang memperoleh kekuasaan tiga dasa warsa lebih dulu.
          b.  Apakah  pengaruh  proses  industrialisasi  terhadap  keluarga  di  negara berkembang sama dengan yang ditemukan di negara Barat.
5. Perspektif evolusioner adalah perspektif yang aktif, sekalipun bukan merupakan
perspektif utama dalam sisiologi.

Perspektif Interaksionis
1.  Perspektif  ini  tidak  menyerankan  teori-teori  besar  tentang  masyarakat   karena
istilah  “masyarakat”,  “negara”,  dan  “lembaga  masyarakat”  adalah  abstraksi konsptual saja yang  dapat  ditelaah  secara  langsung  hanyalah  orang-orang  dan interaksinya saja.
2.  Para  ahli  interaksi  simbolik  seperti  G.H.  Mead  (1863-1931)  dan  C.H.  Cooley (1846-1929) memusatkan perhatiannya terhadap interaksi antara individu dan kelompok. Mereka  menemukan  bahwa  orang-orang  berinteraksi  terutama dengan menggunakan  simbol-simbol  yang  mencakup  tanda,  isyarat,  dan yang paling  penting,  melalui  kata-kata  tulisan  dan  lisan.Suatu  kata  tidak
memiliki  makna yang melekat dalam kata itu sendiri,melainkan hanyalah suatu bunyi, dan baru akan memiliki makna bila orang sependapat bahwa bunyi tersebut memiliki suatu arti khusus.
3.  W.I.  Thomas  (1863-1947)  mengungkapkan  tentang  Definisi  suatu  situasi,  yang mengutarakan  bahwa  kita  hanya  dapat  bertindak  tepat  bila  kita  telah  menetapkan sifat situasinya.
4.  Berger  dan  Luckman  dalam  bukunya  Social  Constructions  od  Reality(1966):
Masyarakat  adalah  suatu  Kenyataan Objektif,  dalam  arti  orang,kelompok, dan lembaga-lembaga adalah nyata, terlepas daripandangan kita terhadap  mereka.  Masyarakat  adalah  juga  suatu  kenyataan  subjektif,  dalam  arti  bagi  setiaporang,  orang  dan  lembaga-lembaga  lain  tergantung  pada pandangansubjektif orang tersebut.  Apakah sebagian orang sangat baik atau sangat  keji, apakah  polisi  pelindung  atau  penindas,  apakah  perusahaan  swasta melayani kepentingan umum atau kepentingan pribadi-Ini adalah persepsi  yang  mereka  bentuk  dari  pengalaman-pengalaman  mereka sendiri,  dan  persepsi  ini  merupakan  “kenyataan”  bagi  mereka  yang memberikan penilaian tersebut.
5.  Para  ahli  dalam  bidang  perspektif  interaksi  modern,  seperti  Erving  Goffman  (1959) dan Herbert Blumer (1962) menekankan bahwa orang tidak menanggapi orang  lain  secara  langsung;  sebaliknya  mereka  menanggapi orang  lain  sesuai dengan “bagaimana mereka membayangkan orang itu.”

Perspektif Fungsionalis
1. Dalam Perspektif ini, suatu masyarakat dilihat sebagai suatu jaringan kelompok yang  bekerjasama  secara  terorganisasi  yang  berekrja  dalam  suatu  cara  yang agak teratur menurut seperangkat peraturan dan nilai yang dianut oleh sebagian besar masyarakat tersebut.
2. Masyarakat  dipandang  sebagai  suatu  sistem  yang  stabil  dengan  suatu kecenderungan  ke  arah  keseimbangan,  yaitu  suatu  kecenderungan  untuk mempertahankan sistem kerja yang selaras dan seimbang.
3. Talcott Parsons (1937), Kingsley Davis (1937) dan Robert Merton (1957) ; Setiap kelompok atau lembaga melaksanakan tugas tertentu dan terus menerus, karena hal itu fungsional.
4. Perubahan  sosial  mengganggu  keseimbangan  masyarakat  yang  stabil,  namun tidak lama kemudian terjadi keseimbangan baru.
5. Bila suatu perubahan sosial tertentu mempromosikan suatu keseimbangan yang serasi,  hal  tersebut  dianggap  fungsional;  bila  perubahan  sosial tersebutmengganggu  keseimbangan,  hal  tersebut  merupakan  gangguan fungsional;  bila  perubahan  sosial  tidak  membawa  pengaruh,  maka  hal  tersebut tidak fungsional.
6. Dalam  suatu  negara  demokratis,  partai-partai  politik  adalah  fungsional, sedangkan  pemboman,  pembunuhan  dan  terorisme  politik  adalah  gangguan fungsional, dan perubahan dalam kamus politik dan perubahan dalam lambang adalah tidak fungsional.

Perspektif Konflik
1. Perspektif konflik secara luas terutama didasarkan pada karya Karl Marx (1818 -1883), yang melihat pertentangan dan eksploitasi kelas sebagaipenggerak utama kekuatan-kekuatan dalam sejarah
2. C.  Wright  Mills  (1956-1959),  Lewis  Coser  (1956),  Aron  (1957),  Dahrendorf (1959, 1964), Chambliss (1973), dan Collines (1975): Bilamana, parafungsionalis melihat  keadaan  normal  masyarakat  sebagai  suatu  keseimbanganyang  mantap, maka  para  teoretisi  konflik  melihat  masyarakat  sebagai  beradadalam  konflik yang terus-menerus di antara kelompok dan kelas.
3. Teoretisi  konflik  melihat  perjuangan  meraih  kekuasaan  dan  pengahasilan sebagai suatu proses yang berkesinambungan  terkecuali satu hal, dimanaorangorang muncul  sebagai  penentang  –  kelas,  bangsa,  kewarganegaraan  danbahkan jenis kelamin.
4. Para  teoretisi  konflik  memandang  suatu  masyarakat  sebagai  terikat  bersama karena kekuatan dari kelompok atau kelas yang dominan.
5.  Mereka  mengkalin  bahwa  “nilai-nilai  bersama”  yang  dilihat  oleh  para fungsionalis  sebagai  suatu  ikatan  pemersatu  tidaklah  benar -benar  suatu konsensus yang benar; sebaliknya konsensus tersebut adalah ciptaan  kelompok atau kelas yang dominan untuk memaksakan nilai-nilai serta  peraturan mereka terhadap semua orang.




Referensi

Website
diunduh dari website binus, http:://binusmaya.binus.ac.id 11 Juni 2014 pukul 21:00 WIB
diunduh dari website http://elib.unikom.ac.id/files/disk1/387/jbptunikompp-gdl-sangrajuli-19321-3-03.babi-i.pdf 11 Juni 2014 pukul 21.35 WIB



No comments:

Post a Comment